Saat Permintaan Trump Amankan Ibu Kota AS dengan Tentara Berujung Penolakan

d9e62bce-c01f-41b5-82e5-aa0f27ab8418_169

Kematian George Floyd membuat situasi di Amerika Serikat, khususnya Washington DC memanas. Presiden AS Donald Trump pun sempat meminta 10.000 pasukan tentara untuk mengamankan ibu kota AS itu.  BEST PROFIT

Namun, permintaan menghadirkan 10.000 pasukan itu mendapat penolakan. Adalah Sekretaris Pertahanan Mark Esper, Jaksa Agung Bill Barr dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley yang enggan memenuhi keinginan Trump itu.

Permintaan Trump soal 10.000 pasukan itu disampaikan dalam rapat di ruang oval, Gedung Putih, Washington DC pada Senin (1/6) lalu. Seorang senior Pentagon mengungkap permintaan tambahan pasukan itu memicu debat panas di ruang oval. PT BESTPROFIT

“Kita perlu mengendalikan jalanan. Kami membutuhkan 10.000 tentara di sini (di Washington). Saya menginginkannya sekarang,” kata senior pentagon itu mengutip kembali Trump, dikutip dari CNN, Minggu (7/6/2020).

Trump bahkan disebut sempat berteriak kepada Esper yang dinilainya melanggar hubungan dengan Presiden saat Sekretaris Pertahanan itu menentang penggunaan Undang-Undang Pemberontakan – yang memungkinkan Presiden untuk mengerahkan militer AS untuk menekan kekacauan sipil dan pemberontakan. Ancaman penggunaan UU Pemberontakan juga disampaikan Trump ke publik dan memicu kecaman. BESTPROFIT

Selain berdebat dengan Esper, Trump juga disebut beradu mulut dengan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley. Milley enggan menuruti Trump yang menginginkan mengakhiri protes dengan mengerahkan pasukan militer aktif. BESTPROFIT FUTURES

“Saya tidak akan melakukan itu. Itu untuk penegakan hukum,” kata Milley menurut senior Pentagon yang enggan disebutkan namanya itu. PT BESTPROFIT FUTURES

Sumber : detik

Leave a comment